Sunday, September 6, 2020

A Short Trip To Nostalgic

 
 
 

If I have money and some days off, I prefer go to somewhere than go home. No, it's not because I don't miss my home and my family. I just want to go somewhere far away from them.


Jadi aku mengambil cuti selama 14 hari pada tanggal 15 Maret kemarin. Aku pulang ke rumah. Untuk menghadiri pernikahan sepupuku. Selebihnya ingin ke Malang, mencari sisa-sisa kenangan. Lalu ingin naik kereta ke Jakarta dari stasiun Malang.


Tapi ya begitulah, manusia boleh berencana.


Hari Senin tanggal 18 Maret aku berangkat ke Malang seorang diri. Aku ingin mengulang kenangan, dan menepati sebuah janji ke Nyanyan. Bukan aku sih sebetulnya yang berjanji. Oh, Nyanyan ya? Perlu aku kenalkan?

Aku kenal dia lewat game. Yah.. game yang sama seperti aku mengenal Gerhana, Kingdom Craft. Nama asli Nyanyan itu Kristian Agustinus. Iya, dia seorang Nasrani yang taat, juga seorang Einstein. Dan wibu hahahaha.

Bagaimana awal perkenalan kami? Yah..seperti yang aku ceritakan tentang game strategi kerajaan Kingdom Craft sebelumnya. Jadi Nyan ini berbeda aliansi denganku. Entah bagaimana ceritanya, akhirnya aliansi Nyan merger dengan aliansiku. Akan tetapi Nyan masih bertahan di aliansinya yang lama.

Lalu ada seorang player menyapaku, nick-nya Leppet. Dia tanya apa aku masih sekolah, kuliah apa sudah kerja. I sense that he already knew that I'm a woman. Jadi ya aku jawab seadanya, sudah kerja dan alumni UB. Dan dia bilang di aliansinya yang lama ada anak UB juga, nick dia Kiddo saat itu. Ya aku tanpa keraguan, sebagai seniornya aku menyapanya dan mengajak untuk bergabung di aliansiku.

Kami mengobrol banyak sejak perkenalan itu, kita berbicara tentang kuliner Malang, tentang lingkungan kampus sekarang, tentang barisan pepohonan di hutan MIPA yang sudah berganti jadi lahan parkiran, tentang tempat yang bagus untuk menyendiri di Malang, tentang kenapa aku tidak mau menikah dikarenakan tantenya yang seumuranku sudah menikah dan memiliki anak, sedang aku masih terjebak pada dunia game dan kesendirian. Setelah beberapa hari akhirnya dia bergabung dengan aliansiku.

Ya seperti itulah perkenalannya. Hingga ada pembicaraan kalau aku ke Malang agar memberitahunya, karena dia ingin ikut berpetualang. Aku bercerita ke dia ada sebuah tempat budi daya ikan milik Dinas Perikanan Kota Batu yang setiap hari Minggu dibuka untuk umum. Aku pernah ke sana sekali. Entah, saat berada di situ pikiranku yang waktu itu begitu kusut dan menyerah jadi tenang melihat ikan-ikan yang berebut makanan saat aku menabur pakan ikan ke mereka. Itu yang aku sebut sebagai tempat bagus untuk menyendiri hahahaha.

Aku pergi ke Malang naik bus kota dari terminal Purabaya. Biasanya aku turun di terminal Arjosari, tapi kemarin istimewa. Aku turun di depan kantor Taspen, karena dijemput Nyanyan. Uhuy cuit cuit. Sebenarnya ingin langsung pergi ke Selatan Malang, bertemu pantai. Tapi dikarenakan perut lapar yang sudah tidak bisa dikondisikan, akhirnya mampir makan dulu di Kirin. Yak! Tempat makan ala ala Korea paling favorit karena harganya cocok dengan kantong mahasiswa. Dulu sering banget makan di sini. Rumornya sih tidak seenak dulu, dan ternyata iya hahahaha. Katanya sih karena sudah nggak pake gochujang asli korea.

Ada hal yang sedikit membuatku tertegun saat dijemput Nyanyan. Bukan, bukan karena dia datang dengan mengendarai mobil BMW atau kereta kencana. Dia naik motor matic. Apa yang membuatku tertegun adalah cara dia mengenaliku. Memang, beberapa kali aku memasang foto asli sebagai profile picture di WhatsApp meski untuk dalam jangka waktu yang pendek. Dan aku yakin Nyanyan berbeda dengan Gerhana yang suka ngecekin foto profil di grup WA Kingdom Craft, Nyanyan pasti enggak. Aku pun tidak tahu seperti apa muka Nyanyan.

Jadi saat aku menunggu di depan gedung Taspen, ada beberapa wanita juga yang sedang menunggu, kami tidak berkumpul, ya karena memang tidak saling kenal. Kami berdiri berjauhan, ada yang duduk juga sih. Aku memakai celana jins hitam, jaket jins biru muda, masker abu-abu, kaca mata minusku dan bucket hat hitam. Tiba-tiba seorang laki-laki naik motor matic Vario, berjaket warna biru tua, ber-helm, berhenti di depanku dan menyodorkan helm lainnya ke aku. Khawatir tukang ojek salah ambil penumpang, jadi aku pastikan dulu.

"Nyanyan?" tanyaku.

"Iya." jawabnya sambil senyum dan masih tetap nyodorin helm. 

Helm aku ambil, bucket hat aku lepas lalu memasang helm di kepalaku. "Kok tau ini aku?"

"Ya taulah. Tuh liat, Mbak Lini beda sendiri." katanya sambil nujuk sekitarku.

Aku pun menoleh, dan ya... semua perempuan yang menunggu itu sama semua. Mereka mengenakan jaket atau kemeja panjang, dan kerudung di kepalanya. Aku cuma tersenyum lalu naik ke boncengannya. Berbeda.. Membuatku teringat jawaban seorang lelaki di masa lalu yang mengaku menyukaiku. Ketika aku tanya kenapa menyukaiku, dia menjawab "Karena kamu beda sama cewek lainnya, Lin". Sungguh, dulu setelah putus darinya aku menganggap bahwa alasannya itu cuma omong kosong belaka. Ternyata aku memang berbeda.

Perut kenyang, mendung pun datang. Arah selatan nampak gelap, sudah pasti diguyur hujan. Bertemu pantai dibatalkan. Jadinya sih pergi ke kampung warna-warni Jodipan, ngelewatin jembatan kaca. Bener-bener ngga ada tujuan manu kemana, di selatan mendung gelap, arah ke Batu juga gelap.

Terus akhirnya Nyanyan ngajak ke tempat dia biasanya menyendiri pas dia lagi kusut. Sebuah taman bermain di sebuah komplek perumahan di daerah Dieng. Ada dua buah ayunan, satu perosotan dan komidi putar. Lalu datang dua orang mbak mbak ART dan seorang bapak bapak nemenin main dua orang balita, laki dan perempuan, Chinese. Di sini ngga ada pembicaraan yang serius sih. Tapi memang tempatnya oke. Nanti kalo datang ke Malang lagi pasti kesini lagi bawa sketch book.

Yah setelah main ayunan bentar dan motoin pepohonan hijau, akhirnya kita memutuskan pergi ke Paralayang karena nampaknya sudah nggak mendung. Sama Nyanyan dilewatin jalan tembusan ngelewatin BNS sama Batu Secret Zoo. Dan, udara Batu itu dingin. Apalagi habis hujan. Aku cuma pakai kaos dan jaket jeans aja huhu. Di Paralayang aku mengobrol banyak dengan Nyanyan. Tapi lupa apa aja hahaha. Karena pikiranku ada di tempat lain, masih ada nggak ya coretan tangan jahilmu di sebuah bangku di Coban Rondo saat kita mendapati dua sejoli di bawah kita sedang bermesraan?

Sepulang dari Paralayang kehujanan. Aku sih ngga masalah kehujanan, toh cuma hujan air bukan hujan batu dari neraka (naudzubillah). Dan lagi lagi perut lapar hahahaha. Memang ya, cuaca dingin itu bikin perut kita lapar terus. Dan aku memutuskan kita makan di nasi goreng Mblebes dekat kost-an ku dulu. Nasi goreng terenak se-Malang Raya. Mungkin se-Indonesia. Karena rasanya beda dari yang lain, dan bisa request mau pedas atau tidak.  Itu di jalan Kerto Raharjo. Waktu masih jadi anak kost-an sering banget kongsi sama Dita, 1 mie goreng dan 1 nasi goreng dimakan berdua. Jadi kangen KR72A.

Setelah makan aku diantar ke penginapan yang sudah aku sewa di daerah Suhat. Nama penginapannya, Grand Kadaka Guest House. Murah meriah, kemarin per-malam harganya di bawah 100k. Sekitar 80k pakai Traveloka. Fasilitas lengkap minus sarapan pagi. Ada TV, shower air hangat, bisa bikin minuman hangat sendiri. Penginapan semi kost-kost-an. Terus ada yang lucu, pas mau check-in itu tempat nggak ada yang jaga. Cuma ada note yang ditinggalkan oleh si penjaga, begini bunyinya,



PERHATIAN

Untuk tamu yang check in hari
ini kalau gak ada penjaga
harap hubungi 08525910****
penjaga sedang keluar
makan

- terima kasih -


Kocak kan? Nyanyan sudah pergi yaudah deh nunggu di ruang tunggu aja jadinya.


Hari kedua di Malang. Agendaku hari ini mau nonton di bioskop, nonton Dilan 1991. Pagi hari setelah mandi, aku keluar jalan kaki menuju depan gang, ke jalan raya. Di seberang ada Indomaret, aku pun masuk kesana. Membeli dua kotak susu Ultra coklat ukuran sedang, sari roti dan steamed cheesecake dan sebungkus rokok LA Lights dan juga korek api. Aku duduk di pinggiran jendela kamarku dari luar. Memakan roti, minum susu dan menghisap beberapa batang rokok yang kubeli sambil memandangi langit pagi dan beberapa burung yang berterbangan kesana kemari. Aku tenang, aku bahagia.

Nyanyan nggak bisa nemenin karena mau bimbingan skripsi. Ya sudah aku pergi ke Matos sendirian diantar abang ojol. Long time no see, Matos!! Kemarin nonton yang Dilan 1990 di hape, senyum senyum sendiri nontonnya. Katanya yang Dilan 1991 agak menyesakkan, ngga apa-apa. Kita nekat saja menonton sendiri.

Yak! Seperti sudah bisa aku duga, ketika scene-scene terakhir saat Dilan mulai menghilang dan menjalani hidup masing-masing, tangisku pecah. Saat Milea mengejar sosok yang mirip Dilan di stasiun pun, entah.. Rasanya pertahananku juga hancur. Ketika film selesai, ketika penonton lainnya masih sibuk mengemasi bawaan mereka, aku langsung lari ke toilet bioskop. Duduk di kloset, dan menangis sendirian seperti orang bodoh. Aku benci perpisahan, Radit. Semuanya masih tentang kamu. Apa kamu bahagia sekarang ini?

Setelah emosiku stabil, aku keluar dari bioskop dengan perasaan kelabu. Di luar hujan, tapi aku malah beli Chatime pakai es. Nyanyan mengirim WA tanya aku di mana karena bimbingannya sudah selesai. Dia akan menyusul ke Matos. Aku menunggu di pagar teralis bagian depan Matos menikmati hujan dan kendaraan yang lalu lalang di bawah, dan Chatime Ice Green Tea Latte. Aku perlu yang dingin untuk menyadarkan perasaanku. Tapi rasanya makin terasa sendu dan dingin.

Nggak lama Nyanyan datang dengan menggigil. Aku jadi merasa bersalah karena memberinya minuman dingin hahaha. Karena masih hujan, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke MX yang sudah disulap menjadi Transmart. We did nothing, just playing the games (dulu cuma ada Time Zone atau Zone 2000). Was I happy? I don't know. My mind still wandering around in the past. K-Patats, Air Mata Kucing, Bakso Gun, Gathering K-Pop, Flashmob Oppa Gangnam Style, Gravity, tersesat di Batu malam-malam, wisuda, kata perpisahan, pesan terakhir. Aku di Malang sekarang, kamu di mana?

Setelah menukar tiket hasil bermain dengan sebiji bolpoin yang bentuknya mengingatkanku dengan lightstick BAP, kami pergi makan di Sop Ayam Pak Min karena cocok sekali dengan cuaca yang seharian hujan ini. Selesai makan pun masih hujan, setelah agak reda Nyanyan mengantarku kembali ke persinggahanku di Suhat. Nyanyan nggak langsung pulang. Aku nggak ngerti, mungkin karena masih jam delapan malam dan masih hujan deras di luar. Jadi dia duduk-duduk di tempat ruang tunggu. Tumben Mbak penjaga stand by, lalu menawari untuk bikin teh anget karena kami berdua kayak kucing kedinginan. Ya aku buatkan teh panas buat Nyanyan, aku enggak.

Teh Nyanyan habis, hujan sudah reda, lalu dia mengajak ke warung STMJ. Oh, aku ok saja karena sudah lama sekali tidak meminum STMJ dengan susu sapi asli (karena di Tarakan pakai susu kental manis T.T). Dulu sewaktu masih jadi mahasiswa, kalau mau minum STMJ ya di Pulosari. Tapi Nyanyan membawaku ke tempat lain, di daerah Jalan Tengkawang? Aduh lupa.

Malamnya setelah Nyanyan pulang, orang rumah mengirim WA, "Nggak pulang tah? Kerasan tah?". Dan aku kembali sedih. Tidak bisakah aku menikmati waktu sendiri, mencari penghiburanku sendiri. Selama bekerja di Tarakan yang aku lakukan hanya kerja lalu pulang ke rumah. Tidak kemana-mana. Yah meski beberapa kali teman-teman mengajakku keluar. Tapi tidak bisakah aku membayar rinduku atas Kota ini sebentar saja?

Besok paginya aku pulang ke rumah naik kereta. Dan bila diingat-ingat, tak satupun tempat dari masa lalu yang pernah aku kunjungi dengannya, aku kunjungi kemarin? Semuanya tempat baru. Kenapa? Kenapa?





nb: Sudah 1 tahun berlalu dan baru sekarang sempat terselesaikan hahaha. Aku mau melanjutkan novel yang aku tulis tapi flashdisku entah kemana :') jadi melanjutkan menulis ini saja. Makasih Nyanyan atas waktu dan tumpangannya.


Saturday, February 8, 2020

Dream a Little Dream of You



Hai, Dit.


Kemarin malam mimpi kamu. You looked so sad. I found a regretful and disappointment on your face. What's wrong? And you start to tell me, share with me about your marriage life. Like what we did in the past. I don't know. Well I know, and bet you know it too, I still have a feeling for you. But doesn't mean I still want you. I don't want to break your marriage.

But then your wife come to me. Mad at me. And at that point, I'm disappointed with her too. She doesn't believe me, she thinks I'm such a bitch who can steal someone's husband. Then I said to her with teary eyes,


"Aku tau kamu orang yang baik. Aku tau. 
Jadi jangan lemah dan ngga percaya diri. 
Aku bukan orang yang bisa kamu khawatirkan keberadaannya. 
Karena tetep kamu yang menang."


Bodoh ya, sekalipun cuma mimpi.



Friday, July 20, 2018

A Game Remains as A Game






I tend to do stupid things when I fall in love, just as when I'm heartbroken. So I need to calm down my self before I write something to you, so I will not write stupid words like what I did on previous post.

I’m gonna write something to you, little boy. Other thing that I wish it can reach you. I will try to not look like I’m in misery or sounds like romantic fiction.

Kamu pernah nonton Trilogy Before? Before Sunrise, Before Sunset dan Before Midnight? You have to watch it. Recommended. Ada satu dialog di film Before Sunset yang aku suka. Celine, karakter wanitanya bilang gini:

“Little things. I think it’s the same with people. I see in them little details, so specific to each of them, that move me, and that I miss, and.. will always miss. You can never replace anyone, because everyone is made of such beautiful specific details.”


Paham nggak? XD

That’s why I never can get over the past. I always miss those details of you, of them. How bad my ex-boyfriends hurted me, sometimes when I lay down on my bed at night I’m digging up those details until I fall asleep.

And lately, I always thinking of your details. The sound of your laugh, the way you put aside your alay-poni, the way you look at me when we video calling, the way you sing your silly song, the way you told me to get sleep or to take a bath cause it’s time to work for living. I really miss those 2 am conversation between us, I miss to hear your laugh, I miss to hear you sing Iwan Fals’s songs, and I miss the moment when you mocking me about how noob I am on playing game.

Aku sudah berusaha untuk menahan diri, mencoba untuk tau diri, and I’ve told to you that you can’t say those words to a woman. Then it’s happening. I’m twenty seven, soon to be twenty eight, has fell in love with someone younger than me. It’s the craziest thing that I’ve ever done. Nggak masuk di akal hahaha.

I've told to you about my fear, about what I’m gonna do in this life, about weird things that stay in my head, about the stupid things that I did in the past. Aku sudah menelanjangi kepalaku ke kamu, dimana hal tersebut nggak bisa aku lakukan ke yang lainnya. Because I’m believing you, wish you will bring the light and walk with me to get through this darkness of mine. I know, silly thought.

But like I’ve told to you before, I hate to hope. It damages me if it’s not go the way I planned. You’re the last person that make me hope. It’s been long time before I met you, I stop hoping, I stop wishing, I stop praying. I’m just go with the flow. But why do I have this feeling? You're about to mess up my entire life x’D

But it’s okay now. Time solves most things. And I believe the time will solve mine like how it used to be. Be happy, stay healthy. Have a great life. Have fun with everything you’re gonna do. I wish you good luck everyday, bastard.


Thursday, June 14, 2018

Undur Diri by Penagenic



Catatan: Ah, tak perlu memberi banyak catatan pada puisi ini. Silakan menikmatinya dengan caramu.


***
 
Akhirnya kata-kata menuntun kita menemukan pagi. Puas… kita bermain di beranda sangsi. Tiba saatnya aku undur diri.

Memugar prasangka berlumut, meniupkan wangi dari gumaman doa-doa baik. Memberinya sedepa jarak, sebagai garis tepi, untuk kita yang sepenuhnya masih digenggam oleh takdir.

Aku mencintaimu dengan rasa takut yang tak pernah mampu kutulis. Cukuplah kita, menjadi sebait kata semoga yang lupa, bahagia yang penuh umpama, atau sepasang barangkali yang belum tentu diamini.
Saling kejar hanya membuat kita hilang nalar.

Cinta bukanlah kokoh tembok kota yang setia dikencingi anjing, atau ranting-ranting kering yang tabah menghadapi musim. Ia adalah sakit yang tak kunjung sembuh atau justru kecewa yang berulang kali kambuh.

Segala yang datang dan pergi, akan terus berlari meski dengan sepatu yang tak bertali.
Sebelum senja dan malam beralih peran, dengan mata yang masih basah aku akan pulang.

Seperti ada yang melubangi dada, kata dan tawa yang biasa meramaikan cuaca di malam hari, telah kita paksa menyerahkan diri.
Sederet kalimat yang nyaris beku akan menjadi jawaban dari pertanyaan hening bisu, yang belum tentu bisa datang setiap waktu.

Kelak, ketika musim penghujan tiba akan kubuatkan kau puisi yang tak melibatkan kata-kata susah.
Agar kau bisa membacanya sambil berselimut, menghangatkan pelukan dari belakang yang berulang kali aku janjikan. Berkhayal melihat senja, melihat lampu kota yang mulai menyala. Atau berbincang tentang apa saja yang belum pernah kita bicarakan sebelumnya.

Kita kembali saja pada apa yang pernah kita tulis dengan diam, ternyata waktu tak terlalu sabar untuk menghidangi kita sebuah pelukan.
Seperti lirih bisikan gerimis yang menyamarkan jejak.
Jika musim-musim ke depan tak memberiku pilihan, akupun bersiap diri menjadi perihal yang layak kau lupakan.


Lebaran Kali Ini


Halo.
Lagi dinas sore di malam takbiran kali ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada yang istimewa. Atau mungkin aku sudah lupa seperti apa yang istimewa.

Bukan, bukan aku mengeluhkan. Terima kasih Tuhan tetap aku ucapkan, terima kasih masih diberi waktu, terima kasih masih dipertemukan dengan orang-orang yang baik.

Rasanya selalu ingin memutar waktu ke masa itu, masa-masa tak punya tapi masih lengkap semua. Masa-masa di mana yang aku tahu hanya bermain belaka.

Aku tidak ingin memiliki bila hanya untuk kehilangan, Tuhan. Biarkan aku yang hilang, itu saja. Tapi aku belum mau mati. Bagaimana ini? Merepotkan ya?


Tuesday, June 12, 2018

Distraction; Gerhana (Falling)


Layaknya menulis, jatuh cinta juga membutuhkan inspirasi. Bukan inspirasi untuk memanipulasi atau mengarang bebas soal diri yang kini. Tapi inspirasi untuk membuka hati yang telah lama ditutup erat, inspirasi untuk percaya kembali pada dongeng cinta sejati.

Begitulah aku saat ini.

Kata-kata ajaibnya serta nasehatnya mampu mengetuk dinding kokoh yang selama ini aku bangun dengan dalih sudah lelah, jengah dan ingin sendiri sampai mati. Dia hanya mengetuk tanpa menghancurkan, sama sekali tidak ada paksaan. Aku sendiri yang membukakan pintu untuknya, dan membiarkan diriku merasakan kembali masa muda yang dia bawa. Membiarkan diriku terbawa arus cinta yang dia tawarkan untukku. Tolong jangan besar kepala lalu tergoda untuk hancurkan harapku!

Mungkin ini sedikit gila dengan selisih usia di antara kita. Tapi kembali lagi ke kalimat ajaibnya, "Kenapa toh? Umur 27 baper gara-gara umur 19? Sah sah aja selama masih beda kelamin."

Aku yang seumur gini bisa-bisanya kemakan omongan seperti itu. Bukan puisi yang dia berikan untuk meyakinkan, bukan lagu romantis yang dilagukan untuk menyenangkan, seperti kebanyakan lagu yang dinyanyikan mereka yang sebelumnya untukku. Tapi lagu Siti Badriyah yang Syantik atau Via Vallen yang berjudul Ditinggal Rabi. Bukan tipeku, tapi berhasil buatku tersenyum geli mendengarnya hehehehe.

Dia, seseorang yang dengan senang hati aku bongkar isi kepala dan masa laluku. Marah tentu saja. Tapi dia berusaha menerima. Juga rela meninggalkan kekasihnya, demi aku yang jauh di utara dengan segala ketakutan akan dunia dan prinsip hidup yang aku tanam gegara muaknya aku terhadap suatu hubungan.

Aku tau, sebagai seseorang yang waras dan menganggap bahwa diri ini adalah manusia dewasa, tidak seharusnya aku menanggapi perhatianmu karena waktumu masih panjang, kamu belum merasakan bagaimana bebasnya usia 20an. Aku ingin memberimu kesempatan untuk bertemu banyak cinta dan merasakan luka. Tapi kamu tidak memerlukan itu, bukan?

Sekali lagi, akupun lupa kapan awal mula aku terbawa suasana. Aku lupa sejak kapan aku mulai menikmati waktu yang kau luangkan untukku. Aku lupa bagaimana aku bisa tersenyum mendengar teriakan kekanakanmu saat bermain game dengan logat Palembangmu. Aku juga lupa bagaimana aku bisa terhanyut oleh suaramu yang dalam ketika kita berbicara soal perasaan di tengah malam. 

Intinya, seperti yang sudah pernah aku katakan, aku ingin berterima kasih pada Semesta karena sudah mempertemukan kita pada jarak yang sulit dipangkas ini, yang mana malah membuat kita semakin dekat dan nyaman. Aku ingin berterima kasih pada Semesta karena sudah menyisakan pria tidak normal sepertimu untukku. Terima kasih sudah berusaha untuk memahami duniaku yang aneh ini. Terima kasih sudah mau menyayangi mbak mbak yang bulet dan bontet ini. But please remember it, Once I'm falling in love, I will love hard. Tolong beri tahu jika kedatanganmu hanya untuk mampir dan bermain-main, dengan begitu aku akan menyiapkan diri untuk melupakan.

Gerhana, entah bulan entah matahari, bagiku kini kau ruang dan waktuku, semesta yang selalu aku tunggu bahkan di tengah tidurku. Cam kan itu. Dan terserah mau kau apakan perasaanku.


Monday, May 28, 2018

Kingdom Craft and Criza




Semesta sungguh lucu dan ajaib. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa. Apa yang tidak mungkin bagi semesta?

Berawal dari sebuah iklan game yang lewat pada game yang aku mainkan. Iklannya seperti game Tekken, game bertarung gitu. Aku tidak pernah kalah kalau main game itu. Tanpa pikir panjang langsung aku install dan aku mainkan. Awalnya agak aneh, kok tidak ada pertarungan seperti Tekken. Hanya seperti game yang membangun sebuah kerajaan dan menyusun pasukan. Kampret! Tapi game-nya lumayan seru dan visualisasi hero-nya bagus hahaha. 

Dan, karena kurangnya pengalaman terhadap game seperti ini, aku jadi sembarang klik, dan bergabunglah aku dengan aliansi yang bernama Ozz. Leadernya orang Vietnam, tapi ada beberapa yang orang Indonesia. Aliansi itu termasuk baru dan terkendala pada bahasa. Aku nggak bisa bahasa Vietnam euy! Orang Vietnam-nya nggak bisa bahasa Inggris ;(

Lalu suatu ketika aliansi kami diserang oleh kastil bernama fort dan criza. Kami bermaksud melakukan serangan balasan tapi power kami jauh di bawah mereka. Karena nggak mau mati sia-sia akhirnya titik koordinat lokasi fort dan criza hanya kami tandai sebagai enemy

Tak lama kastil dan plot resource ku diserang oleh kastil bernama TOBOALI. Karena saking kurangnya pengalaman dan tersulut emosi aku langsung melakukan serangan balik. Bodoh banget.. pasukanku banyak yang mati hahahaha. Lalu si Tobo mengirim pesan nanya kabar pasukanku. Ngehina banget ini orang. Setelah itu dia mengajakku untuk join dengan aliansi Indo Hunter yang disingkat IHT, tempatnya anak Indonesia berkumpul. Ya aku ikut joinlah disitu.

Masih newbie dan noob, jadi nanya apa-apa di chat aliansi pun dicuekin. Lagipula masih dikira nick-ku yang Thranduil ini aslinya laki-laki, malah makin dicuekin pula aku. Thranduil is not famous, maybe Legolas is. Lalu leader aliansi IHT mengirim pesan ke kami semua untuk bergabung di grup WA, untuk berjaga-jaga kalau ada yang menyerang kastil kita dan berbagi informasi lainnya. Lalu aku kasih nomorku ke leader. Ya seperti biasanya, aku hanya seorang silent reader. Hanya membaca dan menyerap informasi, nanya toh dicuekin.

Lalu keesokan harinya ada yang mengirim pesan di game. Dari criza. Kok rasanya nggak asing dengan nama itu. Dia nanya apa aku sudah gabung grup WA, apa namaku yang Lini Hanilia? Ya aku jawab sudah, masih dengan gaya laki-laki. Hey, I'm good at being a boy. Dia nanya lagi, nomorku yang mana? Ya aku jawab yang belakangnya 9037. Masih dengan gaya laki-laki tentunya. Lalu dia nanya lagi, cewek kan? Ya aku jawab apa adanya. And he looks like he just found an oasis on the dessert. Dari situlah kami mulai mengobrol, kami mengobrol via discord. Hampir tiap malam telponan. Seperti sekarang ini, ngobrol nggak jelas.

Nama aslinya Gerhana (aku ketawa pas tau nama aslinya, maap maap) anak Palembang, kuliah jurusan D3 Akutansi di Universitas Sriwijaya. Ya ya ya, dia kelahiran 1999. Damn! Perasaan akhir akhir ini laki-laki di sekitarku brondong semua. Nggak Eky, nggak Putra. Dan ini selisih umurnya nggak nanggung nanggung lho, nggak 1-2 tahun. Tapi 8 tahun. Hahahahanjir.

Sedang berusaha untuk tidak baper. He deserves someone better, and so I am. Tapi aku sudah jengah dengan yang namanya laki-laki dan pernikahan. Mari kita jadikan teman ngobrol saja.

He's not my type at all. Dia nggak suka baca, sukanya lagu-lagu melayu macam Kangen Band. Pernah dia nyanyi dari band Adista. Buset! Baru tau ada nama band Adista. Dia nggak tahu Hulk Hogans. Alasannya, memang penting buat tau siapa Hulk Hogans? Ya nggak juga sih, tau Hulk Hogans juga nggak bikin dosa kita berkurang kan ya. Tau Hulk Hogans juga nggak bikin hidup kita bahagia atau sengsara. Ya nggak penting buat tau siapa Hulk Hogans.

But, I love his voice, so gentle yet annoying. I love how he scold me and intimidating me, just because I'm stupid at this fuckin' game. Yet he have respect on me, protecting me on the game. Tapi lebih sering dimarahnya, dioloknya aku oon. Kan kampret!

Seperti biasanya, aku suka klik klik sembarangan. Lalu aku nemu sebuah pemberitahuan bahwa fort dan criza bukan lagi enemy ku dikarenakan aku pindah aliansi. Lho lho lho, tuh kan semesta itu ajaib. Ini anak pernah nyerang aliansiku yang dulu. Aku nanya dia tapi dianya lupa. Saking banyaknya kastil yang dia serang :')

Masih ngobrol sampai jam setengah empat pagi. Ngobrol banyak malam ini. Dia curhat soal pacarnya, aku curhat soal bangganya aku yang mutusin kamu gara-gara perkara tanggung jawab. Hahahaha.

Yah.. aku tau. Cepat atau lambat ini harus berakhir. Tapi belum tau harus dia duluan yang pergi atau aku duluan. Tapi sepertinya memang harus aku yang pergi duluan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


A Short Trip To Nostalgic

      If I have money and some days off, I prefer go to somewhere than go home. No, it's not because I don't miss my home and my fa...